Cerita Malam Tentang Aku dan Dingin


Ini cerita malam tentang aku dan dingin, dingin malam itu pelan-pelan menusuk kejam menyengat sampai ke tulang melalui pori-poriku. Pelukan malam tak berpihak padaku ketika menggigil menghampiriperjalananku malam itu. Tenggorokan ku kering layaknya bumi yang tak pernah terguyur hujan dan akupun berhenti di tengah lalu lalang kendaraan menghampiri supermarket dan membeli sebotol minuman berwarna keruhtak bening, dan hauspun hilang seketika, tapi dinginmalamitu terus saja membelai tubuh ku.
Ooooo.... ia sebubukus rokok sampurna di jok motor, aku pikir ini bisa menghangatkan ku walau tak sehangat yang ku inginkan. Dan sebatang rokok habis sepanjang perjalanan namun dingin masih melekat di tubuhku. Ia aku butuh kehangatan, ini bukan hangat tapi pedes. Aku telah sampe tujuan dan menghampiri pedangang cilok yang sedang memukul sebuah mangkok memakai sendok seperti suara lonceng masjid dekat kos ku, dan ku membeli bola daging itu dan memakannya saat itu aku mulai kepedasan yangdahsyat.
Uuuhhhhhhaaaaaa..... kataku berdesah, dan pedangang bola daging itu bertanya padaku, baru pulang dari mataram ya?, ya jawabku dengan nada yang cukup berdesah juga. Karna ada orang yang meninggal ya?, tanyanya lagi, dan aku cuma bisa melontarkan kata ia, suaraku tak bisa keluar selebihnya sebap aku masih menggigil dan kepedasan.
Lalu aku mengirimkan SMS ke teman ku, sebut saja namanya Jen's BomBom.
Tau Tam gk?
Ia, kenapa? balasnya,
Dia meninggal tabrakan
Meninggal?? balasnya dengan nada tanya
Ia meninggal, jawabku. iabertanya lagi padaku dengan pertanyaan yang akupun bingung menjawab apa.
Kok tumben? tanyanya. Akupun sedikit tersenyummejawab pertanyaannya,
Ia, mungkin kalo setiap minggu terlalu bosen, jawabku sederhana.
Kembali ke Hangat, kopi juga hangat. Malam itu aku berkunjung ke rumah temanku, itu kebiasaanku dirumah, kemudian aku minta segelas kopi hangat kepadanya dan ia pun ke dapur membuat kopi. Kopi sudah jadi dan kami minunm kopi bersama, terasa sudah hangat di perutku dengan sekali tegukan saja. Kemudian aku menaruh kopi di atas lantai dan tidak lama aku ke asikan ngobrol dengan temanku, ternyata kehangatan kopiku direnggut oleh dinginnya lantai ruang keluarga itu. Usai sudah acara minum kopi, aku pun merasa ngantuk dan berkemas mengambil selimut, kemudian telelap terjaga oleh malam. Sebangunku ternyata dingin telah pergi jauh meninggalkan ku.

Komentar

Translate

Postingan populer dari blog ini

Makalah Drainase Perkotaan

Tugas Resume Irigasi dan Bangunan Air